Isadora Duncan yang Hidup Demi Seni Tari

Isadora Duncan lahir tahun 1878 di Los Angeles, Amerika. Ayahnya seorang pedagang yang tidak begitu sukses. Hal ini membuatnya sering bertengkar dengan istrinya sehingga akhirnya mereka bercerai. Saat itu Isadora Duncan masih kecil. Untuk menghidupi ke-4 anaknya ( Isadora mempunyai dua orang kakak laki-laki dan seorang kakak perempuan), Ibunya mengajar piano. Kendati hidupnya sulit, namun mereka bahagia.
Ibu Isadora menyukai musik dan sastra. Kesukaan ini mempengaruhi anak-anaknya. Mereka sering mendengarkan musik, menari, dan membaca sajak bersama. Karena ibunya sibuk, mereka berempat sering bermain bebas semaunya, hal ini membentuk kepribadian mereka yang suka kebebasan. Bahkan Isadora sejak kecil sudah menunjukkan sifat suka menentang dan tidak suka segala sesuatu yang penuh dengan aturan kaku. Karena cara itulah ia tidak mau belajar tari balet. Isadora mengajar anak-anak kecil menari bersama kakak perempuannya. Ia juga mengadakan pertunjukkan drama bersama kakak laki-lakinya. Berbeda dengan tari balet yang sudah baku, tarian yang diciptakannya berpandangan bebas dengan memakai sepatu datar dan baju santin. Akhirnya, sepanjang hidupnya dia mempertahankan tariannya yang berciri khusus itu.
Ketika berusia 17 tahun, dia memutuskan memulai rencana masa depannya. Dengan ditemani ibunya Isadora menuju ke Chicago. Sayangnya pola tariannya yang berbeda masih belum bisa diterima oleh masyarakat. Akibatnya Isadora terpakasa menarikan tarian yang kurang disukainya. Hal ilni membuatnya sedih. Berkat kegigihannya sedikit demi sedikit tariannya yang berbeda bisa diterima oleh masyarakat golongan atas.
Karena dia merasa tiada masa depan di Amerika, tatkala berusia 19 tahun Isadora memutuskan pergi ke Eropa bersama keluarganya. Tujuan pertama mereka adalah London. Di kota ini tarian Isadora mendapat sambutan hangat. Selanjutnya mereka juga sukses mengadakan pertunjukan di Paris, Wina, Murich, dan Berlin. Nama Isadora mulai terkenal di kota-kota besar Eropa.
Pada saat berada di puncak kejayaan Isadora memutuskan pergi ke Yunani beserta seluruh keluarga untuk memperdalam seni Yunani. Mereka sekeluarga amat menyukai kebudayaan dan kesenian Yunani, bahkan tarian berakar pada jiwa tragedi Yunani klasik. Hal ini tampak juga pada busana tariannya yaitu gaun panjanga tipis tanpa alas kaki. Ini adalah mode busana Yunani kuno. Mereka tinggal di Yunani selama hampir satu tahun. Di Yunani mereka berhasil melatih sekelompok koor tragedi klasik, dan mengadakan pertunjukkan ke Eropa. Karena kurang mendapat sambutan, koor terpaksa dibubarkan. Selanjutnya bersama Elizabeth, Isadora mendirikan sekolah sendratari di Grünewald, Berlin. Isadora menanamkan jiwa bebas kepada para muridnya dan ingin mereka menarikan tarian yang mampu mengungkapkan jiwa bebas mereka.
Isadora adalah pelopor emansipasi wanita yang menginginkan wanita memperoleh hak dalam masyarakat, seperti hak memilih, hak bekerja. Akibat trauma masa kanak-kanaknya, dia tidak mempercayai ikatan perkawinan, maka kendati perasaannya halus, berpacaran dengan lelaki yang dicintai, dan bahkan melahirkan anak, tapi dia tidak mau menikah. Tingkah laku semacam ini dianggap tidak masuk akal dan abnormal pada awal abad ke- 20. kematian kedua anaknya akibat kecelakaan membuatnya sangat sedih.
Suasana kacau setelah Perang Duni I mempengaruhi kehidupan menarinya. Karena  mendirikan sekolah di Rusia dan menikah dengan orang Rusia ( tahun 1921 ), Isadora dianggap komunis oleh negara demokratis. Namun, semua ini tidak membuatnya gentar. Pertunjukkannya pada bulan Juli 1927 dianggap yang paling sukses. Bulan September di tahun yang sama syalnya yang berkibaran masuk ke dalam ban mobil, menyebabkan dia mati tercekik. Kematiannya yang dramatis ini laksana kehidupannya yang juga dramatis.

Sumber :
Ling, Chang Su. 2004. Seri Tokoh Dunia Isadora Duncan. Jakarta : Gramedia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

Unknown mengatakan...

izin copy yaa untuk tugas sekolah. terima kasih sebelumnya :)

Unknown mengatakan...

izin copy y utk tugas sekolah

Anonim mengatakan...

izin copy ya makasih ^^

Posting Komentar