Indonesia, Meraih Mimpi Dalam Mimpi

  1. PENDAHULUAN
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan. Bila setiap warga Negara suatu bangsa memperoleh pendidikan yang layak tentu mereka dapat mengatur proses kenegaraannya sendiri. Mereka bisa mengolah sumber daya yang ada di negaranya secara efektif untuk kemakmuran mereka. Di masa yang akan datang bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang maju dengan dipimpin oleh orang yang berakhlak. Berbeda bila di Negara tersebut warga negaranya tidak memperoleh pendidikan, mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan negaranya dan sumber daya yang ada. Mungkin mereka hanya akan memikirkan dirinya sendiri tidak peduli dengan orang lain dan negaranya. Jika ini terjadi, Negara tersebut akan hancur karena tidak bisa bersaing dengan Negara lain.
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional, begitulah rumusan pasal 31 ayat 4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ini membuktikan bahwa Negara Indonesia sangat mementingkan kepentingan pendidikan bagi warga negaranya. Indonesia sudah mengeluarkan banyak uang untuk membiayai pendidikan nasional dengan harapan semua warga negara dapat mengikuti proses pendidikan dengan biaya yang murah, tapi pada kenyataanya, masih banyak anak-anak Indonesia yang menghabiskan waktunya bukan di sekolah melainkan di tempat lain untuk membantu orang tua mereka bekerja. Mereka tidak sekolah karena orang tua tidak mampu membayar biaya sekolah yang menurut mereka mahal.

  1. ISI
Mencurigakan. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan pendidikan di Indonesia. Negara sudah mengeluarkan uang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional sebanyak duapuluh persennya untuk membiayai proses pendidikan tapi masih ada anak Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan karena menurut mereka biaya pendidikan masih mahal. Ada beberapa kemungkinan untuk menjawab masalah yang agak “ganjil” ini. Pertama dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tersebut tidak mencukupi untuk membiayai proses pendidikan di Negara ini. Kedua, biaya pendidikan memang tidak bisa murah. Ketiga, uang tersebut tidak tepat sasaran dalam menyalurkannya. Keempat dana dari Negara tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya atau hanya digunakan untuk kesenangan segelintir orang.
Sebagian orang ragu saat pemerintah berjanji akan mewujudkan sekolah gratis di Indonesia. Mereka tidak yakin pendidikan bisa gratis karena biaya pendidikan memang tidak murah. Tidak hanya membayar uang sewa gedung, tapi juga sarana pendidikan lainnya misalnya alat tulis, buku, listrik, dan air. Belum lagi untuk membayar guru bila ada jam tambahan. Memang saat ini untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dibebaskan dari semua biaya atau gratis, tapi untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masih dipungut biaya-biaya dari sekolah.
Tapi kita juga harus ingat bahwa biaya pendidikan diambil sebesar duapuluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Uang sebanyak itu pasti bisa untuk membiayai proses pendidikan Jika tidak bisa mewujudkan sekolah gratis setidaknya Indonesia bisa memberikan pendidikan dengan biaya murah untuk warga negaranya.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional serta  Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berasal dari uang rakyat yang juga harus digunakan untuk kepentingan rakyat. Tidak adil bila uang tersebut hanya digunakan untuk kesenangan segelintir orang atau biasa disebut dikorupsi.
Perlu pengawasan yang ketat dalam penyaluran dana pendidikan mulai dari pencairan dana sampai diterimanya uang tersebut oleh pihak yang berwenang. Bisa saja terjadi uang sudah cair dan sudah diserahkan oleh pemerintah yang terkait untuk didistribusikan diseluruh wilayah tapi pihak sekolah tidak pernah menerimanya. Pengawasan tidak hanya untuk pemerintah pusat atau daerah tapi juga pihak sekolah.
Jika ada orang yang terbukti telah menyelewengkan uang tersebut pemerintah harus memberi hukuman yang berat karena uang tersebut sangat penting bagi Indonesia dalam proses pendidikan. Perbuatan korupsi juga merupakan perbuatan yang tidak berperikemanusiaan. Pelaku tidak memikirkan nasib rakyat, hanya mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada salahnya Indonesia memberikan pendidikan akhlak untuk warga negaranya. Jadi mereka akan tahu bahwa Indonesia adalah Negara kaya yang bisa mewujudkan pendidikan gratis untuk warga negaranya asalkan uang untuk membiayai proses pendidikan tersebut tidak dirampas orang lain untuk kepentingan mereka sendiri.

  1. PENUTUP
Peran pendidikan sangat penting untuk memajukan suatu bangsa. Karena dengan pendidikan warga Negara akan tahu cara mengatur negaranya dan mengelola sumber daya yang ada.
Indonesia berusaha mewujudkan pendidikan yang murah untuk warga negaranya agar semua warga Negara dapat berpartisipasi dalam proses pemerintahan Negara dengan diprioritaskannya anggaran pendidikan sekurang-kurangnya duapuluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Perlu pengawasan yang ketat dalam mengelola dana tersebut, jangan sampai uang tersebut tidak sampai ke tangan rakyat dan hanya digunakan untuk kepentingan segelintir orang. Indonesia tengah berjuang untuk meraih mimpi menjadi Negara maju di mana rakyat dapat hidup dengan sejahtera. Sebagai warga Negara kita harus ikut berjuang, jangan sampai kita menggagalkan impian Indonesia. Kita harus bisa mewujudkan impian Indonesia, jangan biarkan Indonesia meraih mimpi dalam mimpi.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar